Eric Friedheim Quadrangle, salah satu tempat terbuka di kampus utama American University Washington DC. Ketika musim panas atau cuaca sedang mendukung, akan banyak student berkumpul untuk sekedar bersantai, membuka buku, atau mengerjakan tugas dengan laptop mereka di tempat ini. Setiap hari rabu diadakan farmer market yang menjual hasil pertanian dan makanan lokal di sekitar lapangan ini. Gedung di sebelah kiri adalah Bender Library, diteruskan dengan McKinley Building dan Mary Graydon Center. Bender Library adalah bangunan paling favorit untuk para student persiapan kelas dan mengerjakan tugas. McKinley Building adalah gedung untuk School of Communication AU. Mary Graydon Center adalah pusat student dan staff AU mengerjakan aktifitas, project ataupun bersantap makan di student food court lantai dasar.
Spirit of This Year
Saturday 18 March 2017
Friday 3 March 2017
SateTruck
Washington DC. 24 Desember 2016. Fenomena Food Truck, kendaraan truk yang mengolah dan menjual makanan di tempat-tempat tertentu menjadi tren tersendiri di kota Washington DC, Amerika Serikat. Berbagai macam makanan yang dimasak di atas kendaraan roda empat ini telah tersedia di berbagai sudut ibukota negeri Paman Sam ini. Tak ketinggalan, salah satu makanan khas Indonesia, yaitu Sate, menjadi alternatif pilihan.
Ya, Satetruck adalah sebuah Food Truck yang bisa mengobati rasa rindu akan kuliner local di DC. Owner Satetruck memiliki tiga truk yang beroperasi di beberapa tempat berbeda. Para pelanggan bisa mengecek lokasi truk dengan memfollow akun twitter Satetruck (@SateTruck). Seringkali ketiga armada truk ini berhenti di sekitar stasiun kereta (Metro), serta taman kota bersama dengan armada food truck yang lain. Menu yang disediakan antara lain sate ayam, rendang, kari ayam dan beberapa masakan tradisional Indonesia lainnya.
Oleh karena itu bagi para wisatawan dalam negeri yang berencana liburan ke Washington DC, Anda belum resmi pernah dating ke Washington DC sebelum mencoba cita rasa sate Indonesia di Satetruck. Selamat Mencoba!
Thursday 2 March 2017
Terpukau Lukisan Picasso Sampai Da Vinci di Galeri Seni AS Ini
detikTravel Community -
November 2016. Liburan ke AS, traveler bisa main-main ke National Gallery of Arts di Kota Washington DC. Karya lukisan Picasso hingga Da Vinci dipamerkan di galeri ini. Keren!
Washington DC adalah surganya museum. Ibukota Amerika Serikat ini dikenal dengan banyak sekali jenis museum yang bisa dinikmati khalayak umum. Salah satunya adalah National Gallery of Arts yang terletak di 6th & Constitution Ave NW, Washington, DC 20565, Amerika Serikat
Museum yang diresmikan tahun 1937 ini adalah sebuah museum yang mengoleksi dan menampilkan karya-karya seni lukisan serta patung dari Eropa dan Amerika. Kunjungan kami ke museum ini diawali dengan jadwal tugas yang padat dari para profesor di kampus kami.
Untuk mengurangi tekanan mental dan pikiran, kami putuskan untuk menjelajahi District of Columbia pada hari Sabtu, akhir pekan, untuk kemudian berkutat kembali dengan tugas-tugas dari kampus. Kami berangkat menggunakan Metro Green Line (Kereta yang beroperasi di DC) dan turun di stasiun Archives-Navy Memorial-Penn Quarter. Dari sana kami berjalan kaki sekitar 5 menit dengan bantuan google map, dan sampailah kami di museum ini.
Bangunan dengan gaya Eropa-Yunani, dengan tiang-tiang penyangga yang besar membuat kami ingin segera memasuki pintu utama. Tas kami diperiksa sekuriti, yang meminta saya memanggul tas punggung saya di satu pundak saja.
Saya ikuti instruksi tersebut dan segera masuk ke salah satu sisi lorong yang berisi karya-karya seni dari eropa. Jangan takut tersesat karena di dekat gerbang masuk terdapat petugas yang membagikan peta museum untuk memudahkan pengunjung.
Tiap ruangan membagi era karya-karya seni tersebut, mulai jaman reinessance sampai tahun 1900 an. Pembagian karya seni juga didasarkan pada tempat asal karya-karya seni tersebut dibuat. Bersiaplah dimanjakan dengan nama-nama besar seperti Pablo Picasso, Rembrandt van Rijn, Leonardo da Vinci, Claude Monet, serta seniman-seniman dunia lainnya.
Untuk lebih mendalami karya-karya seni tersebut, pengunjung bisa membaca synopsis di sekitar lukisan atau menggunakan voice tour, semacam handy talkie yang bisa dipinjam dari petugas di dekat pintu masuk.
Pengunjung tinggal menekan tombol sesuai nomor yang ada di lukisan atau karya seni lainnya dan informasi tentang lukisan tersebut bisa didengar dari handy talkie tersebut. Untuk para pencinta seni lukis, museum ini sangat kami rekomendasikan.
Washington DC adalah surganya museum. Ibukota Amerika Serikat ini dikenal dengan banyak sekali jenis museum yang bisa dinikmati khalayak umum. Salah satunya adalah National Gallery of Arts yang terletak di 6th & Constitution Ave NW, Washington, DC 20565, Amerika Serikat
Museum yang diresmikan tahun 1937 ini adalah sebuah museum yang mengoleksi dan menampilkan karya-karya seni lukisan serta patung dari Eropa dan Amerika. Kunjungan kami ke museum ini diawali dengan jadwal tugas yang padat dari para profesor di kampus kami.
Untuk mengurangi tekanan mental dan pikiran, kami putuskan untuk menjelajahi District of Columbia pada hari Sabtu, akhir pekan, untuk kemudian berkutat kembali dengan tugas-tugas dari kampus. Kami berangkat menggunakan Metro Green Line (Kereta yang beroperasi di DC) dan turun di stasiun Archives-Navy Memorial-Penn Quarter. Dari sana kami berjalan kaki sekitar 5 menit dengan bantuan google map, dan sampailah kami di museum ini.
Bangunan dengan gaya Eropa-Yunani, dengan tiang-tiang penyangga yang besar membuat kami ingin segera memasuki pintu utama. Tas kami diperiksa sekuriti, yang meminta saya memanggul tas punggung saya di satu pundak saja.
Saya ikuti instruksi tersebut dan segera masuk ke salah satu sisi lorong yang berisi karya-karya seni dari eropa. Jangan takut tersesat karena di dekat gerbang masuk terdapat petugas yang membagikan peta museum untuk memudahkan pengunjung.
Tiap ruangan membagi era karya-karya seni tersebut, mulai jaman reinessance sampai tahun 1900 an. Pembagian karya seni juga didasarkan pada tempat asal karya-karya seni tersebut dibuat. Bersiaplah dimanjakan dengan nama-nama besar seperti Pablo Picasso, Rembrandt van Rijn, Leonardo da Vinci, Claude Monet, serta seniman-seniman dunia lainnya.
Untuk lebih mendalami karya-karya seni tersebut, pengunjung bisa membaca synopsis di sekitar lukisan atau menggunakan voice tour, semacam handy talkie yang bisa dipinjam dari petugas di dekat pintu masuk.
Pengunjung tinggal menekan tombol sesuai nomor yang ada di lukisan atau karya seni lainnya dan informasi tentang lukisan tersebut bisa didengar dari handy talkie tersebut. Untuk para pencinta seni lukis, museum ini sangat kami rekomendasikan.
Diterbitkan di : detik travel
Metro DC
“Sampai stasiun kereta
Pukul setengah dua
Duduk aku menunggu
Tanya loket dan
penjaga
Kereta tiba pukul
berapa?”
Sepertinya bang Iwan Fals tidak
akan mendapatkan inspirasi lagu Kereta
Tiba Pukul Berapa jika beliau tinggal di DC saat ini. Karena di DC para
pengguna transportasi publik tidak perlu bertanya-tanya kapan kereta akan datang,
semuanya terpampang jelas di sebuah monitor yang terdapat di setiap stasiun.
Stasiun Greenbelt, dan mobil-mobil yang terparkir. |
Bagaimana saya tahu? Karena kami,
para tikus tanah (julukan kami
sendiri untuk mahasiswa-mahasiswa yang menggunakan transportasi kereta bawah
tanah untuk menuju kampus demi efisiensi biaya hidup, haha) selalu
menggunakannya hampir setiap hari. Kami harus menguasai semua jalur dan setiap
tempat yang dilewatinya seperti membeli peralatan belajar, atau tempat
refreshing di akhir pekan agar kami bisa mengefisiensikan waktu kami. Ketika
menuju stasiun, saya tahu harus lari terburu-buru atau cukup jalan dengan
santai karena sudah tahu berapa menit lagi kereta akan ada di stasiun. Dengan mengecek aplikasi Metro yang berbasis
GPS dari handphone, posisi metro terdekat dengan stasiun bisa terdeteksi.
Terdapat dua jenis transportasi
publik dibawah metro, bis dan kereta. Untuk kereta, terdapat lima jalur (line)
yang memiliki rute menyebar di area DC dan sebagian Maryland dan Virginia. Metro
Bus menghandle ke titik-titik lain yang tidak terjangkau oleh Metro train. Penumpang
bisa mengukur kapan dia tiba di tempat tujuan karena posisi setiap kereta metro
terdeteksi oleh search engine seperti google map. Ketika hari ini Anda
berencana ke Thomas Jefferson Memorial, Anda tinggal membuka google maps dan
pilih menu direction, serta pilihan metro train, dan akan muncul estimasi waktu
Anda sampai di sana jika anda berangkat saat ini.
Tentu saja pasti ada kelemahan
yang ada pada sistem transportasi Metro
di DC, seperti misalnya tarif yang ditentukan oleh jarak dan waktu sibuk yang
relatif sedikit mahal. Tapi hal tersebut tidak mengurangi warga DC dan para
turis untuk menggunakannya, karena biaya parker mobil pribadi di DC lebih mahal.
Semoga pemerintah, BUMN ataupun pihak swasta di Indonesia bisa mengambil segala
kebaikan yang ada dalam sistem transportasi metro di DC agar bisa dinikmati
para pengguna transportasi publik di tanah air. Amiiin..
Happy Thursday!
Minggu ini adalah minggu sibuk bagi saya. Dua mid tes, quantitative dan economics for public policy saya jalani hari senin dan Selasa kemarin. Tidak lupa organizational analysis report, Satu tugas lagi di kumpulkan hari Selasa malam, untuk kemudian di bahas kemarin malam. So.... let me enjoy this Thursday with this coffe, then we continue to start research proposal and OA report for next week. College Park, March 2017
Sunday 16 October 2016
Being Tour Guide
Mbak Diyah, Mas Sosro dan Mas Ryan dari Duke Univ. |
Di samping Big Bus DC. |
Lincoln Memorial |
The Tour Guide :D |
Paper for Policy Process
Tugas yang satu ini memiliki bobot cukup besar, 30% dari nilai akhir. Itulah kenapa kami harus serius dalam mengerjakannya. Bagaimana kita bisa menerapkan teori yang kita dapat di policy process dan melakukan mapping dengan kenyataan terhadap suatu topik yang kita angkat.
Subscribe to:
Posts (Atom)